by : Gusti Wahyu Abinaya
Mungkin nyata semakin tak nenyentuh makna
sebab hanya rasa meretas akal,
menjadi lembar-lembar sajak hambar,
sedang rima sesat dalam gelombang kian tegelam,
jika tak kunjung singgah memuarakan asa,
lantas bagaimana menemukan dian yang sama hampa dalam pengelanaan....
raga menyusuri liku kelabu kisah-kisah pilu,
terhempas,
terjatuh,
terhuyung namun kembali bangkit meniti arah, tanpa mampu mengubah hakikat takdir....
hanya senandungan jiwa,
rapal tanpa nada mengiring sepanjang pengembaraan,
miris perih mengiris bukan...?
Kata rasa hanya berucap dengan aksara,
sedang yang di tuju tak bisa membaca,
dan meskipun begitu tiada letih meski tertatih sejuta luka memerih,
terus melangkahkan angan demi hati yang ingin ku muarakan, berbagi jingga kala temaram senja,
berbagi hujan saat mendung gelap nembayang..
meski rasa hanya terlafaz melalui baitan kidung jiwa....
pasar baru
- 10:22 31-01-18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar